Selasa, 01 Januari 2013

Surat Kecil Untuk Para Mahasiswa dan Aktivis Kampus





Ini hanya sebuah coretan tangan yang TAK PUNYA MAKSUD MENYINDIR, MENGHAKIMI, APALAGI MENASEHATI. Yap, aku hanya ingin sharing tentang pengalaman yang bagiku terasa “fantastis”
Jika ada yang melakukan survei tujuan mahasiswa aktif di setiap kegiatan kampus, mungkin banyak motif yang akan terkumpul. Ada yang ingin eksis, cari perhatian, cari teman, cari pacar, ingin dekat dengan para petinggi kampus atau bahkan cari musuh. Yang benar dari semua alasan adalah ingin berkontribusi dan jadi agen prubahan karena memang pemuda itu muda, beda dan berbahaya.
Mungkin, aku bisa menjadi salah satu sampel dari motif yang salah. MOTIFKU AKTIF DI ORGANISASI SALAH. AKU INGIN MENJADIKANNYA SEBAGAI ‘AJANG BALAS DENDAM’, EH,,, SALAH. TEPATNYA INGIN BEREKSPERIMEN. Ingin menguji apa ada korelasi antara kesibukan kegiatan kampus (kuliah, tugas, organisasi) dengan interaksi sosial (keluarga, teman, sahabat atau mungkin orang yang memperhatikanmu dari jauh).
Terhitung maret 2012 resmi kuemban amanah sebagai koordinator komunitas di kampus. Maret-desember, 10 BULAN SUDAH SANGAAAAT CUKUP BAGIKU MENGUJI HIPOTESIS AWAL DAN HASILNYA TIDAK ADA KORELASI ANTARA KEDUANYA.
10 bulan telah kubuktikan. Kesibukan 24 jam tidak membuat orang-orang di sekitar kehilangan diriku. Yaa, walaupun tidak seperti dulu, paling tidak untuk sekadar say hallo dan apa kabar masih sanggup kulakukan.
BUKAN WAKTU DAN KEGIATAN YANG SALAH. INI MASALAH PRIORITAS. Ada sebuah ilustrasi yang ingin kusampaikan.
“toples kecil harus diisi dengan batu besar, air, pasir, kerikil dan tanah. Mana yang akan kau masukan lebih dulu agar semua material bisa masuk ke dalam toples?”
Orang yang memiliki prioritas akan memasukan batu besar, kemudian kerikil, digoyang-goyang sedikit, masukan pasir, tanah, dipadat-padatkan dan terakhir masukan air. Semua bisa masuk ke dalam toples, tanpa ada yang diabaikan.
Toples itu kawan,,,
TOPLES ITU ADALAH WAKTU 24 JAM SEHARI. BATU BESAR ADALAH KELUARGA DAN ORANG YANG MENYAYAINGI DIRIMU. KERIKIL, PASIR, TANAH DAN AIR ADALAH AKTIVITAS PADAT, TEMAN, SAHABAT, KEGIATAN REFRESHING DLL.
Jika kau prioritaskan batu besar dalam setiap pergantian waktu, kau tidak akan kehilangan mereka dan mereka tidak akan kehilangan kau. Bukan, tepatnya MEREKA TIDAK AKAN KEHILANGAN KAU KARENA ORANG-ORANG YANG MENYAYAINGIMU TAK AKAN PERNAH LENGAH, CUEK, ACUH DAN MEMBIARKANMU SENDIRI MESKI KAU TERKADANG TAK SADAR, MENGACUHKAN MEREKA DAN TEGA MENUKAR KEHADIRAN MEREKA DENGAN KARIR DAN KESIBUKAN.
JIKA KAU PRIORITAS YANG LAIN, BATU BESAR TAK AKAN PERNAH BISA MASUK KE DALAM TOPLES. YAP, SAMPAI KAPANPUN TAK AKAN BISA WALAUPUN TOPLESNYA DIPERBESAR 1000X LABIH BESAR DAN WAKTU YANG KAU PUNYA 2400 JAM SEHARI.
AKU SENSITIF DENGAN KATA SIBUK. BUKAN, LEBIH TEPATNYA BENCI. Seolah-olah mereka orang tersibuk di dunia dan orang lain tak punya kegiatan sehingga HARUS MENUNGGU ANTRIAN DAN ‘MENGEMIS’ SEDIKIT WAKTU DARI WAKTU YANG MEREKA PUNYA.
Dari lubuk hati yang terdalam, jika kutemui langsung aktivis yang menelantarkan kehadiran orang sekitar, akan kulontarkan satu pertanyaan, “berapa dolar harga waktumu sedetik?”, atau lebih baik “berapa euro atau pondsterling?”, mana nilai mata uang paling tinggi. AKAN KUBELI WAKTU MEREKA DENGAN MEMBAYAR NOMINAL YANG MEREKA PATOK UNTUK WAKTU YANG TERPAKAI.
10 bulan telah kubuktikan kesibukan tak membuat orang-orang sekitar kehilangan diriku. Semua akan kukorbankan demi mereka. Biarlah kukehilangan waktu tidur, kesehatan mulai terganggu, pola makan mulai tak teratur dan tenaga sedikit terporsir karena bagiku mereka adalah segalanya. Jika suatu saat ku hrus memilih mereka atau karir, tak kan ragu kutinggalkan karir. Tak kan ragu.
Yap, akhirnya ku bisa menarik kesimpulan, keduanya tak ada korelasi. Hipotesis awal ditolak dan terbukti kesibukan tidak menghalangi interaksi sosial. INI MASALAH PRIORITAS HIDUP BUKAN MASALAH KEDISIPLINAN WAKTU. Dengan waktu 10 bulan telah sangat cukup kupatahkan statement “orang-orang sibuk” dan KINI SAATNYA KULURUSKAN NIAT WALAUPUN TAK BISA SEPENUHNYA LURUS, PALING TIDAK MENDEKATI ALASAN YANG BENAR.
Aku telah membuktikan dengan mengorbankan hal lain, ku rela kurang istirahat, rela sedikit berlelah-lelah dari biasanya, rela makan 1x sehari saking tidak sempat makan, rela berobat ke rsam ketika tubuh mulai memberontak dengan mengeluarkan darah di hidung, rela mencari uang tambahan untuk keperluan beli tiket pesawat untuk kegiatan organisasi, rela begadang demi tugas kuliah yang tak bisa kukerjakan selain di malam hari, rela memakai kaca mata walau sering berhadapan dengan laptop walau memakainya membuatku tak nyaman dan merasa ada ganjalan ketika melihat apapun, rela menumpuk cucian karena tidak sempat mencuci setiap hari dan BANYAK YANG HARUS KUKORBANKAN.
10 bulan telah mampu kubuktikan, sekarang giliranmu, kawan! Giliranmu membuktikan. The time is yours. HIDUPMU ADALAH MILIKMU, TULISAN INI TAK AKAN BISA MENGUBAH APA-APA, HANYA INGIN KU HANYA INGIN MENGINGATKAN ADA YANG SEDANG ANTRI DAN MENUNGGU KESIBUKANMU BERAKHIR, ENTAH ITU ORANG YANG DEKAT SECARA JARAK KILOAN METER ATAU ORANG YANG MEMPERHATIKANMU DARI JAUH. HARGAI KEBERADAAN MEREKA SEBELUM MEREKA LENGAH DAN TIDAK PEDULI LAGI SEMUA HAL TENTANGMU. KINI, BISA JADI MEREKA YANG ‘MENGEMIS’ SEDIKIT WAKTU BERHARGAMU, BISA JADI BESOK TERJADI SEBALIKNYA.

1 komentar:

  1. aamiin,, semoga kita bisa membuat sebuah prioritas yg terbaik na..
    tapi,,tetap jaga kesehatan,, :)

    BalasHapus