Ini hanya
sebuah coretan tangan yang TAK PUNYA MAKSUD MENYINDIR, MENGHAKIMI, APALAGI
MENASEHATI. Yap, aku hanya ingin sharing tentang pengalaman yang bagiku terasa “fantastis”
Jika ada yang
melakukan survei tujuan mahasiswa aktif di setiap kegiatan kampus, mungkin
banyak motif yang akan terkumpul. Ada yang ingin eksis, cari perhatian, cari
teman, cari pacar, ingin dekat dengan para petinggi kampus atau bahkan cari
musuh. Yang benar dari semua alasan adalah ingin berkontribusi dan jadi agen
prubahan karena memang pemuda itu muda, beda dan berbahaya.
Mungkin, aku
bisa menjadi salah satu sampel dari motif yang salah. MOTIFKU AKTIF DI
ORGANISASI SALAH. AKU INGIN MENJADIKANNYA SEBAGAI ‘AJANG BALAS DENDAM’, EH,,,
SALAH. TEPATNYA INGIN BEREKSPERIMEN. Ingin menguji apa ada korelasi antara
kesibukan kegiatan kampus (kuliah, tugas, organisasi) dengan interaksi sosial
(keluarga, teman, sahabat atau mungkin orang yang memperhatikanmu dari jauh).
Terhitung
maret 2012 resmi kuemban amanah sebagai koordinator komunitas di kampus.
Maret-desember, 10 BULAN SUDAH SANGAAAAT CUKUP BAGIKU MENGUJI HIPOTESIS AWAL
DAN HASILNYA TIDAK ADA KORELASI ANTARA KEDUANYA.
10 bulan telah
kubuktikan. Kesibukan 24 jam tidak membuat orang-orang di sekitar kehilangan
diriku. Yaa, walaupun tidak seperti dulu, paling tidak untuk sekadar say hallo
dan apa kabar masih sanggup kulakukan.
BUKAN WAKTU
DAN KEGIATAN YANG SALAH. INI MASALAH PRIORITAS. Ada sebuah ilustrasi yang ingin
kusampaikan.
“toples kecil
harus diisi dengan batu besar, air, pasir, kerikil dan tanah. Mana yang akan
kau masukan lebih dulu agar semua material bisa masuk ke dalam toples?”
Orang yang
memiliki prioritas akan memasukan batu besar, kemudian kerikil, digoyang-goyang
sedikit, masukan pasir, tanah, dipadat-padatkan dan terakhir masukan air. Semua
bisa masuk ke dalam toples, tanpa ada yang diabaikan.
Toples itu
kawan,,,
TOPLES ITU
ADALAH WAKTU 24 JAM SEHARI. BATU BESAR ADALAH KELUARGA DAN ORANG YANG
MENYAYAINGI DIRIMU. KERIKIL, PASIR, TANAH DAN AIR ADALAH AKTIVITAS PADAT,
TEMAN, SAHABAT, KEGIATAN REFRESHING DLL.
Jika kau
prioritaskan batu besar dalam setiap pergantian waktu, kau tidak akan
kehilangan mereka dan mereka tidak akan kehilangan kau. Bukan, tepatnya MEREKA
TIDAK AKAN KEHILANGAN KAU KARENA ORANG-ORANG YANG MENYAYAINGIMU TAK AKAN PERNAH
LENGAH, CUEK, ACUH DAN MEMBIARKANMU SENDIRI MESKI KAU TERKADANG TAK SADAR,
MENGACUHKAN MEREKA DAN TEGA MENUKAR KEHADIRAN MEREKA DENGAN KARIR DAN
KESIBUKAN.
JIKA KAU
PRIORITAS YANG LAIN, BATU BESAR TAK AKAN PERNAH BISA MASUK KE DALAM TOPLES.
YAP, SAMPAI KAPANPUN TAK AKAN BISA WALAUPUN TOPLESNYA DIPERBESAR 1000X LABIH
BESAR DAN WAKTU YANG KAU PUNYA 2400 JAM SEHARI.
AKU SENSITIF
DENGAN KATA SIBUK. BUKAN, LEBIH TEPATNYA BENCI. Seolah-olah mereka orang
tersibuk di dunia dan orang lain tak punya kegiatan sehingga HARUS MENUNGGU
ANTRIAN DAN ‘MENGEMIS’ SEDIKIT WAKTU DARI WAKTU YANG MEREKA PUNYA.
Dari lubuk
hati yang terdalam, jika kutemui langsung aktivis yang menelantarkan kehadiran
orang sekitar, akan kulontarkan satu pertanyaan, “berapa dolar harga waktumu
sedetik?”, atau lebih baik “berapa euro atau pondsterling?”, mana nilai mata
uang paling tinggi. AKAN KUBELI WAKTU MEREKA DENGAN MEMBAYAR NOMINAL YANG
MEREKA PATOK UNTUK WAKTU YANG TERPAKAI.
10 bulan telah
kubuktikan kesibukan tak membuat orang-orang sekitar kehilangan diriku. Semua
akan kukorbankan demi mereka. Biarlah kukehilangan waktu tidur, kesehatan mulai
terganggu, pola makan mulai tak teratur dan tenaga sedikit terporsir karena
bagiku mereka adalah segalanya. Jika suatu saat ku hrus memilih mereka atau
karir, tak kan ragu kutinggalkan karir. Tak kan ragu.
Yap, akhirnya
ku bisa menarik kesimpulan, keduanya tak ada korelasi. Hipotesis awal ditolak
dan terbukti kesibukan tidak menghalangi interaksi sosial. INI MASALAH
PRIORITAS HIDUP BUKAN MASALAH KEDISIPLINAN WAKTU. Dengan waktu 10 bulan telah
sangat cukup kupatahkan statement “orang-orang sibuk” dan KINI SAATNYA
KULURUSKAN NIAT WALAUPUN TAK BISA SEPENUHNYA LURUS, PALING TIDAK MENDEKATI
ALASAN YANG BENAR.
Aku telah
membuktikan dengan mengorbankan hal lain, ku rela kurang istirahat, rela
sedikit berlelah-lelah dari biasanya, rela makan 1x sehari saking tidak sempat
makan, rela berobat ke rsam ketika tubuh mulai memberontak dengan mengeluarkan
darah di hidung, rela mencari uang tambahan untuk keperluan beli tiket pesawat
untuk kegiatan organisasi, rela begadang demi tugas kuliah yang tak bisa
kukerjakan selain di malam hari, rela memakai kaca mata walau sering berhadapan
dengan laptop walau memakainya membuatku tak nyaman dan merasa ada ganjalan
ketika melihat apapun, rela menumpuk cucian karena tidak sempat mencuci setiap
hari dan BANYAK YANG HARUS KUKORBANKAN.
10 bulan telah
mampu kubuktikan, sekarang giliranmu, kawan! Giliranmu membuktikan. The time is
yours. HIDUPMU ADALAH MILIKMU, TULISAN INI TAK AKAN BISA MENGUBAH APA-APA,
HANYA INGIN KU HANYA INGIN MENGINGATKAN ADA YANG SEDANG ANTRI DAN MENUNGGU
KESIBUKANMU BERAKHIR, ENTAH ITU ORANG YANG DEKAT SECARA JARAK KILOAN METER ATAU
ORANG YANG MEMPERHATIKANMU DARI JAUH. HARGAI KEBERADAAN MEREKA SEBELUM MEREKA
LENGAH DAN TIDAK PEDULI LAGI SEMUA HAL TENTANGMU. KINI, BISA JADI MEREKA YANG
‘MENGEMIS’ SEDIKIT WAKTU BERHARGAMU, BISA JADI BESOK TERJADI SEBALIKNYA.